Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil memberikan sejumlah resep pembinaan atlet di wilayah Jabar.
"Jadi kita mulai dari Popda atau Pekan Olahraga Pelajar Daerah. Di level-level anak masih SD, SMP. Itu kita sudah tetapkan yang terbaik jadi PON versi anak-anak remaja," kata Ridwan Kamil dalam acara Live Instagram bersama media massa, Selasa.
Provinsi Jawa Barat berpeluang untuk mempertahankan gelar sebagai juara bertahan dalam even Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Berdasarkan data KONI Jawa Barat per 11 Oktober 2021 pukul 19.30 WIB, Jabar sudah meraup 245 medali dengan rincian 92 emas, 73 perak dan 80 perunggu.
Performa Jawa Barat sejauh ini tidak terlepas dari kerja keras para atlet dan pembinaan yang dilakukan oleh KONI dan pemda provinsi, kabupaten/kota. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membagikan tips pembinaan atlet di wilayahnya.
Menurut Kang Emil, Jabar telah memiliki sistem pembinaan olahraga mulai dari usia dini seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) mulai dari tingkat kabupaten/kota sampai provinsi.
Tujuannya adalah untuk mencari bakat-bakat di bidang olahraga sejak usia dini.
Setelah bibit-bibit tersebut ditemukan, anak-anak itu kemudian dimasukkan ke dalam Pusat Pendidikan dan Latihan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
Tujuannya adalah agar anak-anak yang mempunyai bakat olahraga tersebut bisa terasah.
"Setelah saring dari pekan pelajar itu kita punya PPLP. Jadi anak-anaknya ditarik ke sekolah khusus yang memprioritaskan kesehariannya dalam olahraga. Sambil dia disetarakan pendidikan formalnya," kata Ridwan Kamil.
Ia mencontohkan peraih perunggu angkat besi Olimpiade Tokyo Windy Cantika.
“Dia lulusan PPLP kita. Jadi PPLP yang membuat akhirnya Windy ‘aku datang aku lihat aku menang’. Pertama kali olimpiade dia menang medali perunggu, sekarang pertama kali PON dia menang medali emas usianya masih 19 tahun. Jadi urutannya gitu," katanya.
Tak hanya kompetisi usia dini, kompetisi olahraga melebarkan sayap ke beberapa event olahraga antar daerah seperti Pekan Olahraga Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pekan Olahraga Pesantren, hingga Pekan Olahraga Daerah (Porda).
"Kemudian kita melebarkan pekan olahraganya ke semua usia, ada pekan olahraga PNS, Pekan Olahraga Pesantren, ada Porda," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Di sisi lain, Jabar punya tradisi kuat olahraga ilmiah dengan kehadiran jurusan olahraga di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ini menjadi modal utama mengembangkan olahraga secara ilmiah (sport science).
“Jadi keunggulan Jawa Barat di masa depan adalah sport sciene. Menggunakan keilmuwan untuk memperbaiki performa fisik," kata Ridwan Kamil.
Terakhir, Ridwan Kamil juga mendesain agar masyarakat senang bergerak dan olahraga. Oleh karena itu ia rajin memposting di sosial medianya untuk mengajak masyarakat berolahraga.
"Kemudian suasana keseharian Jawa Barat saya desain agar warga Jawa Barat itu senang bergerak. Makanya kalau postingan saya olahraga bagian dari kampanye mengolahrgakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga," kata Ridwan Kamil.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Jadi kita mulai dari Popda atau Pekan Olahraga Pelajar Daerah. Di level-level anak masih SD, SMP. Itu kita sudah tetapkan yang terbaik jadi PON versi anak-anak remaja," kata Ridwan Kamil dalam acara Live Instagram bersama media massa, Selasa.
Provinsi Jawa Barat berpeluang untuk mempertahankan gelar sebagai juara bertahan dalam even Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Berdasarkan data KONI Jawa Barat per 11 Oktober 2021 pukul 19.30 WIB, Jabar sudah meraup 245 medali dengan rincian 92 emas, 73 perak dan 80 perunggu.
Performa Jawa Barat sejauh ini tidak terlepas dari kerja keras para atlet dan pembinaan yang dilakukan oleh KONI dan pemda provinsi, kabupaten/kota. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membagikan tips pembinaan atlet di wilayahnya.
Menurut Kang Emil, Jabar telah memiliki sistem pembinaan olahraga mulai dari usia dini seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) mulai dari tingkat kabupaten/kota sampai provinsi.
Tujuannya adalah untuk mencari bakat-bakat di bidang olahraga sejak usia dini.
Setelah bibit-bibit tersebut ditemukan, anak-anak itu kemudian dimasukkan ke dalam Pusat Pendidikan dan Latihan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP).
Tujuannya adalah agar anak-anak yang mempunyai bakat olahraga tersebut bisa terasah.
"Setelah saring dari pekan pelajar itu kita punya PPLP. Jadi anak-anaknya ditarik ke sekolah khusus yang memprioritaskan kesehariannya dalam olahraga. Sambil dia disetarakan pendidikan formalnya," kata Ridwan Kamil.
Ia mencontohkan peraih perunggu angkat besi Olimpiade Tokyo Windy Cantika.
“Dia lulusan PPLP kita. Jadi PPLP yang membuat akhirnya Windy ‘aku datang aku lihat aku menang’. Pertama kali olimpiade dia menang medali perunggu, sekarang pertama kali PON dia menang medali emas usianya masih 19 tahun. Jadi urutannya gitu," katanya.
Tak hanya kompetisi usia dini, kompetisi olahraga melebarkan sayap ke beberapa event olahraga antar daerah seperti Pekan Olahraga Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pekan Olahraga Pesantren, hingga Pekan Olahraga Daerah (Porda).
"Kemudian kita melebarkan pekan olahraganya ke semua usia, ada pekan olahraga PNS, Pekan Olahraga Pesantren, ada Porda," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Di sisi lain, Jabar punya tradisi kuat olahraga ilmiah dengan kehadiran jurusan olahraga di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ini menjadi modal utama mengembangkan olahraga secara ilmiah (sport science).
“Jadi keunggulan Jawa Barat di masa depan adalah sport sciene. Menggunakan keilmuwan untuk memperbaiki performa fisik," kata Ridwan Kamil.
Terakhir, Ridwan Kamil juga mendesain agar masyarakat senang bergerak dan olahraga. Oleh karena itu ia rajin memposting di sosial medianya untuk mengajak masyarakat berolahraga.
"Kemudian suasana keseharian Jawa Barat saya desain agar warga Jawa Barat itu senang bergerak. Makanya kalau postingan saya olahraga bagian dari kampanye mengolahrgakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga," kata Ridwan Kamil.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021