Peneliti dari Center for Indonesian Policy Study (CIPS) memperkirakan Indonesia baru bisa mencapai target vaksinasi sebanyak 2,7 juta dosis sehari pada bulan November seiring datangnya pasokan vaksinasi dari luar negeri.

"Kalau lihat kecepatan tertinggi mungkin di November, karena kita terima bulan Oktober 85 juta dosis, kalau tidak ada perubahan ya. Kalau pasokan ditambah, kecepatan bisa lebih tinggi lagi," kata peneliti CIPS Andree Surianta di Jakarta, Kamis.

Hal itu hasil dari kalkulasi pasokan vaksin yang diterima oleh Indonesia setiap bulannya sesuai dengan data dari Kementerian Kesehatan yang dipaparkan di DPR. Setiap vaksin yang datang ditargetkan harus habis pada bulan berikutnya.

Menurut Andree, setidaknya beberapa bulan ke depan Indonesia masih bisa mencapai 1 - 1,5 juta dosis vaksin COVID-19 yang disuntikan per harinya.

Terhitung sejak pertama kali program vaksinasi COVID-19 dilakukan di Indonesia, hingga hari ini terhtitung baru seperempat yang telah divaksinasi dari target sebanyak 208 juta orang.

Andree mengatakan jika target vaksinasi harus selesai pada kahir tahun 2021 seperti keinginan Presiden Joko Widodo, maka dibutuhkan vaksinasi sebanyak 317 juta dosis selama empat bulan terakhir, atau sebanyak 2,5 juta dosis per harinya.

"Kalau lihat dari ketersediaan pasokannya, hanya mungkin terjadi di dua bulan terakhir," kata Andree.

Andree mengatakan sebenarnya kecepatan vaksinasi bukan hanya persoalan kecepatan penyuntikannya saja, melainkan juga distribusi dari pusat ke daerah yang belum merata.

Baca juga: Penerima vaksin lengkap capai 36,3 juta penduduk Indonesia

Baca juga: 62,2 juta penduduk Indonesia jalani vaksinasi COVID-19 pertama

Baca juga: Indonesia terima 217,9 juta dosis vaksin dari 45 gelombang

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021