Cianjur, 28/1 (ANTARA)- Puskesmas Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, akan melakukan pembinaan dan sosialisasi, terkait keracunan jamur yang menimpa belasan warga kampung Jengkol, Desa Karangwangi.
Warga selama ini diduga tidak bisa membedakan jamur yang beracun dan tidak karena bentuk dan ukuranya hampir sama. Dimana jenis jamur rampak yang dapat dikonsumsi hampir sama bentuknya dengan jamur gajah yang beracun.
Plt Kepala Puskesmas Cidaun, Wirno Susanto, Kamis, mengungkapkan, belasan warga yang sempat dirawat akibat keracunan kini telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing karena kondisinya sudah membaik.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang meninggal dunia, sedangkan 11 orang lainnya terpaksa menjalani perawatan, akibat keracunan jamur yang mereka konsumsi.
Pihak Puskesmas telah mengirimkan sample jamur yang menyebabkan belasan warga itu keracunan.
Keracunan jamur yang menimpa warga tersebut ungkap Wirno, bukan kali pertama.
"Tahun 2007 lalu peristiwa yang sama menimpa warga Desa Karangwangi, dimana 87 orang warga keracunan setelah mengkonsumsi jamur rampak," katanya.
Meski jamur tersebut tidak beracun, namun pihaknya menduga selama ini warga sulit membedakan jamur rampak dengan jamur gajah yang beracun.
Dalam melakukan pembinaan dan sosialisasi sebagai antisifasi terjadinya hal yang sama, pihak puskesmas akan melibatkan aparat desa setempat.
Fikri
(U.K-FKR/C/Y003/Y003) 28-01-2010 16:24:44
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Warga selama ini diduga tidak bisa membedakan jamur yang beracun dan tidak karena bentuk dan ukuranya hampir sama. Dimana jenis jamur rampak yang dapat dikonsumsi hampir sama bentuknya dengan jamur gajah yang beracun.
Plt Kepala Puskesmas Cidaun, Wirno Susanto, Kamis, mengungkapkan, belasan warga yang sempat dirawat akibat keracunan kini telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing karena kondisinya sudah membaik.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang meninggal dunia, sedangkan 11 orang lainnya terpaksa menjalani perawatan, akibat keracunan jamur yang mereka konsumsi.
Pihak Puskesmas telah mengirimkan sample jamur yang menyebabkan belasan warga itu keracunan.
Keracunan jamur yang menimpa warga tersebut ungkap Wirno, bukan kali pertama.
"Tahun 2007 lalu peristiwa yang sama menimpa warga Desa Karangwangi, dimana 87 orang warga keracunan setelah mengkonsumsi jamur rampak," katanya.
Meski jamur tersebut tidak beracun, namun pihaknya menduga selama ini warga sulit membedakan jamur rampak dengan jamur gajah yang beracun.
Dalam melakukan pembinaan dan sosialisasi sebagai antisifasi terjadinya hal yang sama, pihak puskesmas akan melibatkan aparat desa setempat.
Fikri
(U.K-FKR/C/Y003/Y003) 28-01-2010 16:24:44
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010