Bandung, 15/1 (ANTARA) - Puluhan ribu nelayan di Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa Barat tidak melaut akibat cuaca buruk.
"Sebagian besar nelayan di Jabar tidak melaut. Cuaca buruk mengakibatkan gelombang tinggi sehingga tidak aman untuk melaut," kata Kepala Dinas Perikanan Jabar, Ahmad Hadadi di Bandung, Jumat.
Ia menyebutkan, para nelayan yang tidak melaut itu rata-rata yang selama ini menggunakan perahu kecil. Cuaca buruk yang ditandai dengan angin kencang dan gelombang tinggi di lautan itu tidak aman untuk perahu kecil.
Jumlah nelayan di Jabar saat ini mencapai 100 ribu orang, dan sekitar 80 persennya menggunakan perahu kecil dengan mesin tempel atau bahkan hanya menggunakan dayung.
"BMKG telah menyampaikan rekomendasi kondisi cuaca buruk. Para nelayan sendiri sudah memiliki patokan untuk melaut yang aman, mereka tidak melaut bila kondisi cuaca sangat buruk," kata Hadadi.
Sementara itu, untuk menghindari masa paceklik saat tidak melaut, para nelayan mengembangkan budidaya perikanan pantai seperti dilakukan di kawasan Pantau Selatan dari Pangandaran, Cijulang, Cimerak, Cipatujah hingga Pameungpeuk Garut.
Sedangkan di Pantura, selain dilakukan pengembangan budidaya pantai juga dikembangkan budidaya tambak.
"Para nelayan tetap memiliki penghasilan meski tidak melaut, namun saat ini belum semuanya ikut budidaya itu, masih harus dikembangkan lagi," katanya.
Khusus untuk pengembangan budidaya perikanan pantai, saat ini terdapat sebanyak 61 lokasi yang dikelola oleh 61 kelompok nelayan. Masing-masing kelompok beranggotakan lima orang nelayan.
"Cuaca buruk memang berpengaruh terhadap hasil tangkapan, namun secara umum tidak akan berpengaruh terhadap produksi ikal laut ," kata Hadadi.
Ia cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu kendala bagi para nelayan untuk melaut. Terutama di kawasan perairan Pantai Selatan yang memiliki gelombang tinggi.
Sementara itu, Ketua KTNA Jabar, Oo Sutisna menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir ini para nelayan terhadang oleh cuaca yang tidak menentu di perairan sehingga mempengaruhi hasil tangkapan mereka.
Di lain pihak para nelayan pantai Selatan pada 2009 lalu juga panen lobster cukup signifikan, meski di beberapa lokasi pantai di Pantura justeru terkena rob atau air laut pasang.
Syarif Abdullah
(T.S033/B/Y003/C/Y003) 15-01-2010 09:02:12
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Sebagian besar nelayan di Jabar tidak melaut. Cuaca buruk mengakibatkan gelombang tinggi sehingga tidak aman untuk melaut," kata Kepala Dinas Perikanan Jabar, Ahmad Hadadi di Bandung, Jumat.
Ia menyebutkan, para nelayan yang tidak melaut itu rata-rata yang selama ini menggunakan perahu kecil. Cuaca buruk yang ditandai dengan angin kencang dan gelombang tinggi di lautan itu tidak aman untuk perahu kecil.
Jumlah nelayan di Jabar saat ini mencapai 100 ribu orang, dan sekitar 80 persennya menggunakan perahu kecil dengan mesin tempel atau bahkan hanya menggunakan dayung.
"BMKG telah menyampaikan rekomendasi kondisi cuaca buruk. Para nelayan sendiri sudah memiliki patokan untuk melaut yang aman, mereka tidak melaut bila kondisi cuaca sangat buruk," kata Hadadi.
Sementara itu, untuk menghindari masa paceklik saat tidak melaut, para nelayan mengembangkan budidaya perikanan pantai seperti dilakukan di kawasan Pantau Selatan dari Pangandaran, Cijulang, Cimerak, Cipatujah hingga Pameungpeuk Garut.
Sedangkan di Pantura, selain dilakukan pengembangan budidaya pantai juga dikembangkan budidaya tambak.
"Para nelayan tetap memiliki penghasilan meski tidak melaut, namun saat ini belum semuanya ikut budidaya itu, masih harus dikembangkan lagi," katanya.
Khusus untuk pengembangan budidaya perikanan pantai, saat ini terdapat sebanyak 61 lokasi yang dikelola oleh 61 kelompok nelayan. Masing-masing kelompok beranggotakan lima orang nelayan.
"Cuaca buruk memang berpengaruh terhadap hasil tangkapan, namun secara umum tidak akan berpengaruh terhadap produksi ikal laut ," kata Hadadi.
Ia cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu kendala bagi para nelayan untuk melaut. Terutama di kawasan perairan Pantai Selatan yang memiliki gelombang tinggi.
Sementara itu, Ketua KTNA Jabar, Oo Sutisna menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir ini para nelayan terhadang oleh cuaca yang tidak menentu di perairan sehingga mempengaruhi hasil tangkapan mereka.
Di lain pihak para nelayan pantai Selatan pada 2009 lalu juga panen lobster cukup signifikan, meski di beberapa lokasi pantai di Pantura justeru terkena rob atau air laut pasang.
Syarif Abdullah
(T.S033/B/Y003/C/Y003) 15-01-2010 09:02:12
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010