Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) Cianjur, Jawa Barat, menilai sebagian besar Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) jalanan yang diamankan petugas gabungan sebagian besar berasal dari luar Cianjur yang sengaja dibuang di jalanan.
"Pemkab Cianjur dan instansi terkait, harus dapat mencegah masuknya ODGJ gelandangan seiring dengan berjalannya program "Jalan Cianjur Bebas ODGJ"," kata Ketua KSJ Cianjur, Nurhamid pada wartawan Rabu.
Ia menjelaskan dugaan adanya ODGJ kiriman dari daerah lain kemungkinan besar terjadi dan berasal dari berbagai daerah di luar Cianjur karena pihaknya sempat melakukan uji sample di lapangan, dengan membawa 14 ODGJ gelandangan ke Istana KSJ di Cipanas untuk diobati.
"ODGJ yang dibawa tersebut, rata-rata berbicara dengan bahasa dan logat daerah lain, hanya sebagian kecil yang berbicara dengan bahasa Sunda khas Cianjur," katanya.
Dia mengatakan setelah sembuh beberapa orang mengaku asli dari Jakarta, Bandung bahkan Jawa Tengah, sehingga ketika uji sample lebih banyak dilakukan, fakta yang lebih besar akan terungkap terkait ODGJ kiriman dari daerah mana yang masuk di jalanan Cianjur.
"Untuk pengiriman dibawa dengan kendaraan apa kami belum tahu pasti, namun mereka sengaja dibuang di jalanan Cianjur, untuk menghindari kesan daerah pembuang ODGJ mendapat penilaian kumuh," katanya.
Untuk mencegah terjadinya ODGJ kiriman, tutur dia, harus ada komitmen dari pemerintah daerah dalam menangani dan mengobati ODGJ, termasuk mereka yang memang gelandangan atau berada di jalanan.
"Sudah ada kesepakatan bersama di pusat, ODGJ gelandangan ditangani daerah, hingga dibuatkan NIK dan identitas kependudukan dimana mereka diobati, pemerintah daerah mau tidak untuk menjalankan komitmen tersebut," katanya.
Ketua Pelaksana Program Jalan Cianjur Bersih dari ODGJ (Jalur Bisa) dr Yusuf Nugraha, mengatakan tidak hanya gerakan dan komitmen dari pemerintah daerah, dalam penganan ODGJ gelandangan juga harus didukung seluruh lapisan.
"Mereka yang tidak memiliki dokumen administrasi kependudukan atau belum bisa ditemukan keluarga tetap bisa diobati dengan optimal. Program Jalur Bisa tidak hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah, tapi dari sumbangan berbagai pihak yang peduli," katanya.
Ia mengatakan pemerintah juga harus mencegah adanya ODGJ kiriman dengan berkomunikasi antardaerah lain atau upaya pencegahan lain."Jangan sampai ketika Cianjur memulai gerakan ini, malah dimanfaatkan daerah lain untuk mengirim ODGJ," katanya.
Sementara Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menuturkan, ODGJ jalanan yang ada di Cianjur kemungkinan memang dibuang ke Cianjur, sehingga pihaknya mengimbau daerah lain tidak membuang ke Cianjur.
"Mereka dibuang ke Cianjur oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, sehingga kami meminta tidak ada lagi daerah manapun yang melakukan hal tersebut karena Cianjur sedang mengupayakan penindakan dan pengobatan terhadap ODGJ jalanan," katanya.
Baca juga: Penderita gangguan jiwa yang dipasung masih banyak ditemukan di Cianjur
Baca juga: Anak-anak alami gangguan jiwa akibat penggunaan gawai berlebih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Pemkab Cianjur dan instansi terkait, harus dapat mencegah masuknya ODGJ gelandangan seiring dengan berjalannya program "Jalan Cianjur Bebas ODGJ"," kata Ketua KSJ Cianjur, Nurhamid pada wartawan Rabu.
Ia menjelaskan dugaan adanya ODGJ kiriman dari daerah lain kemungkinan besar terjadi dan berasal dari berbagai daerah di luar Cianjur karena pihaknya sempat melakukan uji sample di lapangan, dengan membawa 14 ODGJ gelandangan ke Istana KSJ di Cipanas untuk diobati.
"ODGJ yang dibawa tersebut, rata-rata berbicara dengan bahasa dan logat daerah lain, hanya sebagian kecil yang berbicara dengan bahasa Sunda khas Cianjur," katanya.
Dia mengatakan setelah sembuh beberapa orang mengaku asli dari Jakarta, Bandung bahkan Jawa Tengah, sehingga ketika uji sample lebih banyak dilakukan, fakta yang lebih besar akan terungkap terkait ODGJ kiriman dari daerah mana yang masuk di jalanan Cianjur.
"Untuk pengiriman dibawa dengan kendaraan apa kami belum tahu pasti, namun mereka sengaja dibuang di jalanan Cianjur, untuk menghindari kesan daerah pembuang ODGJ mendapat penilaian kumuh," katanya.
Untuk mencegah terjadinya ODGJ kiriman, tutur dia, harus ada komitmen dari pemerintah daerah dalam menangani dan mengobati ODGJ, termasuk mereka yang memang gelandangan atau berada di jalanan.
"Sudah ada kesepakatan bersama di pusat, ODGJ gelandangan ditangani daerah, hingga dibuatkan NIK dan identitas kependudukan dimana mereka diobati, pemerintah daerah mau tidak untuk menjalankan komitmen tersebut," katanya.
Ketua Pelaksana Program Jalan Cianjur Bersih dari ODGJ (Jalur Bisa) dr Yusuf Nugraha, mengatakan tidak hanya gerakan dan komitmen dari pemerintah daerah, dalam penganan ODGJ gelandangan juga harus didukung seluruh lapisan.
"Mereka yang tidak memiliki dokumen administrasi kependudukan atau belum bisa ditemukan keluarga tetap bisa diobati dengan optimal. Program Jalur Bisa tidak hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah, tapi dari sumbangan berbagai pihak yang peduli," katanya.
Ia mengatakan pemerintah juga harus mencegah adanya ODGJ kiriman dengan berkomunikasi antardaerah lain atau upaya pencegahan lain."Jangan sampai ketika Cianjur memulai gerakan ini, malah dimanfaatkan daerah lain untuk mengirim ODGJ," katanya.
Sementara Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menuturkan, ODGJ jalanan yang ada di Cianjur kemungkinan memang dibuang ke Cianjur, sehingga pihaknya mengimbau daerah lain tidak membuang ke Cianjur.
"Mereka dibuang ke Cianjur oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, sehingga kami meminta tidak ada lagi daerah manapun yang melakukan hal tersebut karena Cianjur sedang mengupayakan penindakan dan pengobatan terhadap ODGJ jalanan," katanya.
Baca juga: Penderita gangguan jiwa yang dipasung masih banyak ditemukan di Cianjur
Baca juga: Anak-anak alami gangguan jiwa akibat penggunaan gawai berlebih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019