Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengajak puluhan ibu-ibu dari PD Aisyiyah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, untuk mengurangi konsumsi susu kental manis (SKM), hal itu dalam rangka mempersiapkan generasi emas 2045.
"Mengonsumsi SKM dalam jangka panjang bisa membuat anak-anak mengidap penyakit berbahaya dari mulai diabetes, gizi buruk, hingga stunting," kata Ketua YAICI Arif Hidayat di Cirebon, Sabtu.
Menurutnya SKM bukanlah susu, bahkan bisa berefek negatif terutama bagi anak-anak, untuk itu pihaknya mengajak kepada semua yang hadir agar tidak lagi menyuguhkan anaknya SKM.
Arif mengatakan SKM sebenarnya hanyalah gula yang dikentalkan dan beraroma susu dan kalau mengonsumsi gula melebihi batas maksimal, yakni 1,5 sendok perhari, justru bisa mengakibatkan diabetes.
"SKM seharusnya digunakan sebagai topping makanan atau minuman, bukan diseduh air kemudian diminum langsung, apalagi diberikan kepada anak-anak atau balita," ujarnya.
Dia mengajak para peserta untuk mengurangi konsumsi SKM terutama pada anak-anaknya, hal tersebut guna mewujudkan generasi emas 2045 yang dicanangkan pemerintah.
Karena jika anak-anak masih mengonsumsi SKM, maka program generasi emas 2045 besar kemungkinan tidak akan tercapai.
"Iklan produk SKM yang menyarankan dikonsumsi sehari tiga kali itu sebenarnya menyesatkan, karena tidak ada manfaatnya, malah itu menimbulkan resiko," tuturnya.
Kegiatan yang mengusung tema Pencegahan Stunting dan Bijak Konsumsi SKM dalam Upaya Mempersiapkan Generasi Emas 2045 itu dihadiri puluhan peserta dari PD Aisyiyah Kabupaten Cirebon.
Pihaknya berharap melalui sosialisasi semacam ini para peserta yang merupakan kalangan ibu-ibu lebih peduli untuk tidak membiarkan anaknya mengonsumsi SKM berlebihan.
Baca juga: Ini kronologi penusukan santri di Cirebon hingga meninggal dunia
Baca juga: Program kesehatan Layad Rawat Cirebon sudah layani lebih dari 1.000 warga
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Mengonsumsi SKM dalam jangka panjang bisa membuat anak-anak mengidap penyakit berbahaya dari mulai diabetes, gizi buruk, hingga stunting," kata Ketua YAICI Arif Hidayat di Cirebon, Sabtu.
Menurutnya SKM bukanlah susu, bahkan bisa berefek negatif terutama bagi anak-anak, untuk itu pihaknya mengajak kepada semua yang hadir agar tidak lagi menyuguhkan anaknya SKM.
Arif mengatakan SKM sebenarnya hanyalah gula yang dikentalkan dan beraroma susu dan kalau mengonsumsi gula melebihi batas maksimal, yakni 1,5 sendok perhari, justru bisa mengakibatkan diabetes.
"SKM seharusnya digunakan sebagai topping makanan atau minuman, bukan diseduh air kemudian diminum langsung, apalagi diberikan kepada anak-anak atau balita," ujarnya.
Dia mengajak para peserta untuk mengurangi konsumsi SKM terutama pada anak-anaknya, hal tersebut guna mewujudkan generasi emas 2045 yang dicanangkan pemerintah.
Karena jika anak-anak masih mengonsumsi SKM, maka program generasi emas 2045 besar kemungkinan tidak akan tercapai.
"Iklan produk SKM yang menyarankan dikonsumsi sehari tiga kali itu sebenarnya menyesatkan, karena tidak ada manfaatnya, malah itu menimbulkan resiko," tuturnya.
Kegiatan yang mengusung tema Pencegahan Stunting dan Bijak Konsumsi SKM dalam Upaya Mempersiapkan Generasi Emas 2045 itu dihadiri puluhan peserta dari PD Aisyiyah Kabupaten Cirebon.
Pihaknya berharap melalui sosialisasi semacam ini para peserta yang merupakan kalangan ibu-ibu lebih peduli untuk tidak membiarkan anaknya mengonsumsi SKM berlebihan.
Baca juga: Ini kronologi penusukan santri di Cirebon hingga meninggal dunia
Baca juga: Program kesehatan Layad Rawat Cirebon sudah layani lebih dari 1.000 warga
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019